Kenangan
yang Tak Terlupakan
Jogja, Juni 2014
Kuhirup napasku
dalam-dalam lalu kuhembuskan seraya menikmati suasana pagi yang sejuk. Burung-
burung berkicau sambil berselimut kabut pagi, hari ini aku akan meninggalkan
kota jogja tercinta ini untuk p
erjalanan Study Tourku nanti di Jakarta-Bandung selama 3 hari 2 malam.
erjalanan Study Tourku nanti di Jakarta-Bandung selama 3 hari 2 malam.
“Dek,udah
disiapin semua belum? Yang perlu dibawa dicatat di kertas” tanya ibuku seraya
membuat teh, “udah dicatet kok mah, tinggal melengkapi yang belom aja” jawabku
meninggalkan dapur menuju ke kamar dengan segelas air putih di tanganku.
Kulihat koperku yang masih terisi beberapa pakaian saja, memang belum semua
yang aku siapkan, dan hari ini aku sengaja tidak masuk sekolah untuk
mempersiapkan barang-barang yang akan kubawa nanti. Tiba-tiba androidku
bergetar, dan ku lihat nama Elvin tertampang jelas di aplikasi Whatsappku, kubuka kiriman Voice
Note darinya “ Dindaaa,kamu udah siap? Aku bingung ni, kamu bawa
apa?” senyuman melingkar di bibirku,mengingat memang dia adalah miss rempong yang selalu membuatku
tertawa, “ehm..belum semua aku siapin sih, aku juga lumayan bingung je, bawa
seperlunya aja” jawabku seraya melihat
isi koperku. Kulemparkan androidku ke kasur lalu segera kumenuju lemari pakaian
yang ada di sudut kamarku, kutatap pakaian-pakaian yang menumpuk rapi
horizontal di lemariku, kumainkan bibirku sambil melihat-lihat bajuku berharap
menemukan yang cocok untuk dibawa nanti. Kukeluarkan beberapa baju yang
menurutku menarik,kuletakkan di atas kasur,kupandangi mereka satu-persatu
dengan teliti agar nanti tidak menyesal membawa baju yang terlalu aneh atau
tidak sesuai, kupilih 2 rompi dan poncho coat
abu-abuku, segera aku masukkan mereka ke dalam koperku, “ehmm..oke..pakaian
udah lengkap tinggal kaos fighter,alat mandi udah, earphone and powerbank udah,P3K
udah, cemilan udah,dompet udah, oke kayaknya udah semua deh” tuturku seraya menulis
check di checklistku.
Tiba-tiba
androidku bergetar lagi, kukira Elvin membalas Vnku, tapi ternyata bukan nama
Elvin yang muncul, tapi nama Tasha, Tasha mengirimiku VN via Blackberry Messanger “Dinda,kamu udah siap belum? Kamu
kopernya seberapa? Besar gak? Kirimin foto kopermu coba,oh ya! Aku gak jadi
bawa boneka strawberry yang aku tunjukikin kemarin,aku jadinya bawa boneka
kepala beruang.” Segera kubalas VNnya dan tiba-tiba ada 2 kiriman gambar dari
Tasha,kiriman satu adalah gambar boneka kepala beruang warna cokelat susu yang
lucu,sedangkan gambar yang lain menampilkan gambar sebuah koper yang bermotif
acak tapi tetap elegan dan klasik. Akupun langsung mengambil gambar koper
merahku dan mengirimkannya ke Tasha,lalu kubalas VNnya “tinggal melengkapi aja
sih cha barang-barang yang lain, tadi gambar koperku udah aku kirim, gak
besar-besar banget kan? Nanti makanannya simpen di tas gendong aja,aku tetep
bawa Pillow Neckku itu, kamu udah siap belum?” kulepaskan jariku agar Voice Noteku terkirim ke Tasha,
tiba-tiba nama Elvin muncul di Notificationku,
dia kembali mengirim VN via Whatsapp
“oke, eh ntar aku dikasih pockymu ya,haha,aku kemarin lupa mau beli pocky”
segera kubalas VNnya dengan tawa lembut “hihi,iya cemong,ntar kamu minta aku
kasih kok#peyukCiyum”. Tak lama kemudian Elvin membalas “makasi ya
cumii,haha#peyukBalik” balutan senyum
dibibirku,kujatuhkan badanku dikasur,kutatap langit-langit kamarku,kubayangkan kegiatan-kiegiatan
yang akan kulakukan disana, detik demi detik kubayangkan,kumainkan androidku
hingga detik melahirkan waktu, cukup lama hingga waktu menunjukkan pukul 11.30, segera kumenuju kamar mandi untuk
membersihkan diri. Selesai mandi, aku segera mengenakan pakaian pilihanku, baju
merah yang dihiasi rompi merah dengan jilbab bermotif polkadot variasi warna
abu-abu dan merah jambu menghiasi kepalaku. Kusiapkan semuanya,kupastikan itu
semua ada di koperku,lalu aku segera ambil air wudhu lalu sholat dzuhur. Ba’da
dzuhur,aku segera memindahkan koperku ke dalam bagasi mobil,aku meminta doa
kepada orang tuaku agar nantinya semua berjalan dengan lancar dan tidak ada
hambatan sedikitpun,lalu akupun segera berangkat menuju sekolahku dengan
diantar ayahku menggunakan mobil.
Sesampainya di
sekolah,kulihat ada 4 bus berjejer rapi kebelakang, banyak teman-temanku yang
masih bersama dengan orang tuanya, kubuka bagasi mobil dan mengambil koperku,
aku segera berjalan menuju gerbang sekolah dengan tas punggung yang
kugendong,koper yang aku bawa di tangan kananku,dan Pillow Neck yang melingkar di leherku. Aku langsung menyapa
teman-temanku yang lainnya, kuletakkan koper dan tas gendongku ditempat mereka
meletakkan tas mereka, tak malu-malu sebelum berangkat,aku mengambil selca
dengan teman-temanku yang juga tak kalah narsis denganku. Kamipun segera
berkumpul di aula sekolah, kami mendengarkan intruksi dari bapak ibu guru,lalu
Pak Mulyono(guru agama kami) memimpin doa. Ruang aula gelap , karena itu efek
langit mendung, ”mungkin perjalananan nanti
akan dihiasi hujan” batinku seraya mengikatkan tanda pengenal berupa
kain orange di leherku,kamipun langsung keluar dari aula untuk menuju ke bus,
tapi tiba-tiba hujan turun dengan derasnya membasai tanah, aroma hujan
bercampur tanah tercium sangat jelas. Tanpa menunggu lama, teman-temanku
berlari menuju bus tak peduli hujan membasahi mereka, akupun segera melepaskan
rompi merahku sebagai penadah hujan untukku dan temanku Nabila,kamipun berlari
berdua layaknya sepasang kekasih yang berlari di tengah hujan dengan payung
daun pisang diatasnya #efek nonton drama korea#
^^..
Kami segera
memasukki bus, bus yang aku naikki adalah bus nomer 4, aku memilih tempat yang
strategis,aku duduk bersama sahabatku Nabila Shafura. Aku segera duduk dan
mengeluarkan earphoneku,segera ku
mencari posisi yang nyaman untuk duduk sambil mendengarkan lagu di earphoneku, aku menutup mataku sambil
menikmati alunan lagu ballad yang berjudul Boku Wa Kimi Ni Koi Wo Suru oleh Ken
Hirai. Pemandu perjalanan mulai dengan panduannya,bus pun berjalan,ku alihkan
pandanganku ke jendela yang sedang dialiri air hujan,cukup indah, pandanganku
tertuju pada lambaian tangan ayahku dari mobilnya,ku balas lambaian itu dengan
balutan senyum di bibirku,ku beri beliau ciuman dari jauh. Bus pun mulai dengan
perjalanannya ke Jakarta.
Jakarta,Juni 2014
“Test..test..
yak semuanya kita sudah sampai di batavia dan sekarang kita menuju tempat
penginapan,lets go gage” suara pemandu perjalanan membuat semua temanku yang
tertidur menjadi terbangun.kamipun bersiap-siap. Tak lama kemudian,kami sampai
di asrama haji,tempat penginapan kita malam ini,kami segera turun dan menuju
kamar kami. Kami menyiapkan peralatan mandi karena setelah ini kami masih harus
menuju Taman Mini Indonesia indah,itu jadwal kami hari ini selain mengunjungi
lubang buaya.Setelah semua siap, kami semua menuju ruang makan dan makan
bersama. Kami segera menuju bus. Sebelum memulai perjalanan untuk hari ini,aku
dan teman-temanku kembali mengambil selca #narsis tingkat dewa#^^
Setelah itu kami langsung menuju ke
Taman Mini Indonesia Indah. Di sana kami mengunjungi museum listrik, keong mas,
dan melihat beberapa contoh rumah adat yang ada di Indonesia “Wih, kita bisa
ngelilingi Indonesia Cuma sehari doang,keyen qaqa !” triak Nabila seraya
memandangi luar jendela. Setelah dari TMII kami langsung mengunjungi Museum
Lubang Buaya, disana kami mengenang tentang peristiwa G30S/PKI. Lalu kami
kembali ke penginapan.
Acara kami free
program pada malam itu, kami bebas melakukan kegiatan apapun selama itu tidak
berbahaya dan bersifat negatif. Sebagian dari kami berkumpul di ruang tengah,dengan
celana garis biru dan kaos abu-abu ditutup dengan poncho coat abu-abu,aku duduk di meja bersama teman-temanku. karena
aku bosan,akupun ke kamar untuk mengambil cemilan, tapi saat aku menginjakkan
langkah pertama di depan pintu kamar, aku melihat teman-teman se dormku
mengumpul di sudut ruangan, seperti membicarakan sesuatu yang serius, rasa
penasaranku membuat aku mendekati mereka, aku melihat mereka seperti ketakutan,
dan aku bertanya “ngapain sih? Pada cerita apa? Serius banget” mereka tiba-tiba
menatapku seraya mengacungkan jari telunjuknya di depan mulut mereka “sssttt
jangan berisik ” rasa penasaranku memuncak, ada apa sebenarnya? Apa ada sesuatu
yang menjanggal?, akhirnya pertanyaanku terjawab oleh mereka,mereka
menceritakan kepadaku bahwa kami harus menghargai tempat ini,dan jangan terlalu
heboh,karena kita adalah tamu, aku mengerti maksud mereka, ini terkesan mengerikan, tapi itu memang
benar bahwa kita harus menghargai semua tempat yang kita datangi dan jangan
ceroboh. Banyak berita yang tersebar tentang tempat itu,”demi apa coba! Gue
pengen pulang kalo gini caranya ” kata Hanum seraya menatap kami satu persatu,
suasana malam itu menjadi tegang. Kami takut malam itu tidak bisa tidur dengan
nyenyak, “panggil guru aja yuk” timpal, “mungkin akan lebih baik jika ada yang
menemani kami malam itu. Kamipun langsung menuju asrama guru, kami memasuki
ruangan pertama, ruangan yang cahayanya remang-remang menambah kesan horor, “Pak Pri!, Bu Supri!” tetapi hanya
suara hembusan angin yang menjawab, aku memiringkan wajahku sambil menggerutu
kecil “kemana guru-guru?” batinku. Menyadari tak ada guru di ruangan itu, kami
kembali ke kamar, tak disangka kami bertemu dengan Bu Supri, tak perlu basa
basi,kami langsung menceritakan apa yang terjadi, awalnya beliau menolak untuk
menemani kami,tapi karena jurus rayuan kami, kami bisa ditemani oleh guru.
Kamipun kembali ke kamar, suasana hati kami masih belum tenang, kami berencana
untuk tidur lebih awal agar besok bisa bangun lebih pagi, kami memasang alarm
di masing-masing HP kami. Akhirnya kami tidur dengan beberapa kasur yang
diletakkan dibawah.
Keesokkan
harinya kami terbangun dengan sendirinya tanpa bantuan alarm, kami tidur
nyenyak malam itu, pagi itu hati kami menjadi lebih tenang,kami menatap satu
sama lain, betapa lucunya wajah kami saat bangun tidur. Untuk menghindari
antrian kamar mandi, kamipun langsung mandi walaupun udara dingin menusuk
permukaan kulit kami.
Semua berkumpul di ruang tengah
untuk sarapan pagi. Setelah semua siap, kami melanjutkan perjalanan kami ke
Bandung. Aku memakai celana pencil bermotif, dan kaos fighter berwarna biru
dongker dengan jilbab bermotif polkadot warna pink menutupi rambutku. Pintu
terbuka , seberkas sinar matahari yang sejuk keluar dari setiap celah jendela.
Kamipun keluar menuju bus, dan pukul 10.00 bus berangkat menuju Bandung.
Perjalanan yang kami lewati dihiasi pemandangan yang menakjubkan, di jalan tol,
kami selalu bertemu dengan banyak pohon yang menyambut kami di kanan dan kiri
jalan.
Bandung, Juni 2014
Hari itu di
Bandung kami habiskan hari dengan mengunjungi Museum Asia Afrika, museum
Geografi, dan yang terakhir di Cibaduyut yang merupakan ikon tempat
pembelanjaan di Bandung. “Eh mamaku pesen peyeum nih, kalian mau coba beli
peuyeum gak?” tanyaku seraya menunjukkan tempat yang menjual peuyeum di dekat
tempat parkir,peyeum merupakan makanan yang populer di seluruh tempat, mulai
dari Jawa Barat hingga Jawa Timur dengan proses pembuatannya melibatkan umbi
singkong dan ragi tapai kemudian difermentasi,kemudian digantung tanpa
mengalami kerusakan. “Oh iya mamaku juga pesen peuyeum, coba yuk kita ke sana”
timpal temanku seraya menatapku. Setelah kami selesai dengan urusan belanja,
kami langsung pulang ke Jogja.
Jogja, Juni 2014
Aku bangun di pagi hari, disambut
embun mengalir di luar jendela, seakan ingin mengucapkan selamat pagi. Aku
menyapa teman sampingku,Nabila” pagi Nabila” dia menjawab salamku dengan wajah
yang kaku dan mata masih sayu”pagi Dinda". Bus kami berhenti di sebuah
Masjid untuk menunaikan sholat subuh. Setelah selesai,kami melanjutkan
perjalanan.
Sampainya di Sekolah, kami turun satu persatu,
meninggalkan jejak di bus, tak percaya jika 3 hari sudah berlalu, kenangan
Jakarta-Bandung tidak akan pernah kami lupakan. Kami pulang ke rumah kami masing-masing
dengan oleh-oleh untuk sanak keluarga di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar